NASKAH TEATER ANAK : Apa Jadi Panen??





NASKAH TEATER ANAK












Karya: Sya-Kur


 








“SANGGAR SENI TUNAS”
(Tempat Untuk Nunjukin Aksi Sastra)
2012
*    Synopsis
    Sekelompok binatang Hama Wereng sedang asyik bercengkrama sambil merencanakan niat jahatnya untuk merusak tanaman padi di sawa para penduduk desa. Karena tiga bulan lagi padi para petani di desa tersebut akan memasuki panen.
    Tak lama waktu berselang, Pak Selamet dan Pak Okrek datang menuju sekelompokan hama tersebut. Mereka berdua adalah sebagian dari puluhan petani di kampung tersebut. Melihat kedatangan mereka berdua, para Hama Wereng bersembunyi dengan membalikan badan.lalu mereka mendengarkan percakapan Pak Selamet dengan Pak Okrek. Mereka berdua sebentar lagi akan memanen padinya. Bukan mereka saja, melainkan orang satu kampung akan panen. Sebentar lagi satu kampung akan merayakan kegembiraannya itu dengan membuat pesta panen raya dengn menyanyi dan menari bersama-sama dengan para Bocah-bocah.
*    Setting
Di lokasi persawahan.

*    Tokoh
1.     Pak Selamet              : Seorang petani 1.
2.     Pak Okrek                : Seorang petani 2.
3.     Hama Wereng          : -

*    Tokoh Figuran
Dua pohon                        : Anak pohon

*    Perlengkapan
o   Kosmetik
o   Alat pertanian
o   Kostum pakaian petani
o   Kostum pakaian hewan Hama Wereng
o   Atribut pohon.


****
Suara alunan musik mengiringi tarian dua anak pohon, dua petani, dan diikuti oleh sekelompokan Hama Wereng, mereka bernyanyi dan menari sambil tersenyum senang.
Lalu kedua anak poho berpose di kanan kiri panggung seperti pohon, dan kedua petani tiduran di balik pohon, sementara sekelompokan Hama Wereng;
Hama Wereng 3 : (Sambil teriak dan mencari-cari)
“Suara lagu apa itu..??!! Berisik sekali.”
Hama Wereng     : (Bernyanyi secara serempak sambil berputar-putar)
“Mari kita ganti dengan lagu ini aja. Panen tiba, kami pun tiba, petani desa, akan resah, Ha..ha..ha..ha.!!.”
Hama Wereng 1  : (sambil tunjuk jari kepada teman-tenannya)
“Sebelum petani-petani itu memanen padi, mari kita hisap padi mereka terlebih dahulu, supaya mereka gagal panen. hahaha…”
Hama Wereng 2 : “Benar..!, mari kita gagalkan panen mereka, hahah…!!”
Hama Wereng    : (bersama-sama)
“Iya, benar…benar…benar. Hahaha..
Mari kita nyanyi lagi, Panen tiba, kami pun tiba, petani desa, akan resah, Ha..ha..ha..ha.!!
Hama wereng 2 : (Sambil mencari-cari)
“Eh…Eh.. kalian dengar suara itu.. (sekelompokan Hama Wereng terdiam semua).!!”
Hama Wereng 3 : “Oh.. iya-iya aku dengar. Mari kita sembunyi.!”
Lalu mereka membalikan badan dan membelakangi penonton.

****
Tak lama waktu berselang, Pak Selamet bangun dan berjalan menuju ke sekelompokan Hama Wereng sambil memikul cangkul di pundaknya, dengan senyum ceria karena padi yang ada di sawah sebentar lagi sudah waktunya akan dipanen.
Sekelompokan Hama Wereng tersebut serentak diam seperti patung, setelah ia melihat ada seorang petani mendekatinya.
Pak Selamet        : (Sambil tersenyum ceria)
“Haduuu.....
Melihat padi-padi di sawah rasanya hati ini tentram, padiku hijau, segar, dan subur. Sebentar lagi padi di sawahku akan dipanen, aku sudah tidak sabar lagi.” (duduk di kursi sambil bersiul).
Beberapa menit kemudian, Pak Okrek bangun dan melihat Pak Selamet sedang tersenyum senang, dia pun menghampirinya.
Pak Okrek                   : (Berjalan mendekati Pak Selamet)
“Selamat pagi Pak Selamet, bagaimana dengan padi-padinya, apakah sudah bisa dipanen dalam waktu dekat ini.?”
Pak Selamet       : (Sambil tersenyum)
“Oohh.. jelas dong Pak Okrek, padi-padiku di sawah snggat hijau dan sangat subur, sudah tak sabar lagi untuk memanennya.! Lalu bagaimana dengan padi Pak Okrek.?”
Pak Okrek                   : (Sambil menaruh cangkul dan meletakkan topi di atas cangkulnya)
“Padi saya sama dengan padi Pak Okrek lahh.. Hijau dan sanngat subur. Yaaaa tunggu satu bulan lagi lah..!”
Pak Selamet       : (Sambil berdiri dan tersenyum gembira)
“Wahhh…. Sebentar lagi kita akan pesta panen raya, pesta akan kita adakan di kampung kita. Mari Pak kita melihat padi-padi kita.”
Pak Okrek                   : (Membawa peralatan tani sambil berjalan)
“Oh iya, mari pak”
****
       Merekapun berjalan menuju sawanya masing-masing sambil tertawa kecil.
       Hama Wereng kembali membalikan badannya setelah mendengar suara kedua petani tersebut meninggalkannya. Lalu mereka merencanakan aksinya untuk menghisap dan  merusak tanaman padi petani-petani itu.
Hama Wereng    : (Sambil menunjuk arah)
“Mari kita ikuti petani-petani itu. (Berjalan sambil menyanyi dan menari) Panen tiba, kami pun tiba, petani desa, akan resah, Ha..ha..ha..ha.!!.”
Sekelompokan Hama Wereng itu berjalan sambil menyanyi dan menari mengikuti kedua petani itu menuju sawanya.

****
          Sementara itu, kedua pohon menari-nari dan berputar-putar (Irama Musik).
“The End”

Komentar